Have an account?
Posted by SUGENG PRIYANTO on 09 Juni 2010 in
Dalam sebuah perjalananku menuju surabaya, saat berjalan untuk mencari sebuah peluang agar di kelak dapat sejahtera bersama keluarga.dan aku baru pertama kali untuk datang kesana. Saat itu aku hanya bermodal keberanian untuk datang kesana. Daya berfikir itu akan sampai dengan bermodalkan berani bertanya saja tanpa mengetahui tradisi yang ada. Walaupun sebenarnya itu jauh dari cita-cita yang pernah aku inginkan. Namun aku berharap untuk dapat pengalaman dari semua itu.
Sebenarnya pertemuanku itu sekitar jam sepuluhan pagi dan perjalanan itu butuh waktu sekitar 5 jaman untuk sampai di tempat itu. Namun aku berangkat agak awal agar aku dapat istirahat yang banyak dan akhirnya berhsil itu harapanku.
Dari kota ponorogo sebuah kota kecil kelahiranku sekalius tempat aku berteduh selama ini aku mencoba menggantungkan harapan. Aku berangkat dengan tujuan parkir pertama adalah bungurrasih sebuah terminal bus di kota surabaya. Sesampainya disana aku ketemu dengan seorang nenek separuh baya yang menawarkan sebuah jasa untuk mengantarkanku ke tempat tujuan. Namun aku curiga saat tak tanya soal tempat tujuanku merteka tidak mau untuk menunjukannya dengan detil. Setelah itu aku juga coba untuk bertanya lagi dengan tukang koran. Lagi dengan jawaban yang juga hampir sama, namun mereka tau apabila diantarnya dengan mengendarai sepeda motor. Aku juga nggak maulagi karna tujuanku datang itu juga pingin tahu tentang kota itu setra jurusan trans jika melintasnya.
ketika akau pulang sesampainya disana akau bercerita dengan teman-teman dengan keadaan itu. dan ternyata dan sungguh mengherankan bagiku... dengan jawaban temenku.. bahwa disana sudah tradisi bahwa memang kalau tak memberi uang pada yang dimintai keterangan mereka tidak akan memberikan keterangan secara jelas. atau bahkann bisa-bisa malah justru dijerumuskan..
0 Responses to “Tiada uangpun tak akan jalan”: